Laki Tulen

Reclaim Your Manhood Today!

Pick Up Artist Indonesia

Detour sedikit dari plan gue menyelesaikan tulisan-tulisan di bawah ini :

1. Body Language Part 3 – done
2. Short Term Goal VS Long Term Goal – done
3. Invisible War (Gender War) – done
4. All about Passion – done
5. Hired Guns (Stripper) pickup step-by-step – done
6. Dancefloor game – done

Karena ada hal yang cukup mengganggu gue belakangan, terutama setelah gue mencoba mengembangkan komunitas ini.

Pelurusan istilah Pick Up Artist di Indonesia

Gue bukan satu-satunya orang yang belajar ttg seduction dari komunitas luar. Beberapa orang punya buku The Game, termasuk beberapa atasan gue yang dulu-dulu. Konsep iklan axe featuring asmirandah yang terkenal itu gosipnya sih konsepnya berawal dari The Game, tapi cerita jelasnya gue kurang tau.

Nah, sekarang kalo lu google “pickup artist indonesia”, ada beberapa web yang keluar. Salah satunya si kecap no.1 yang ngiklan tanpa permisi di fb page lakitulen, dan sisanya beberapa blog yang berhenti di tengah jalan (paling terakhir ada entri 2012). Di kaskus sendiri ada sebuah groupee kaskus. Groupee kaskus ini kayaknya fasilitas yang kurang kepake di Kaskus. Jadi fungsinya supaya ada forum anak, di dalemnya bisa bikin thread sendiri, dan admin/moderator sendiri.

Ini yang gue temuin :

http://www.kaskus.co.id/group/1011

However, gue coba berkali-kali join groupnya sulit. Dan empunya groupee ga bisa di PM, padahal syaratnya harus dengan PM.

Yang kedua di kaskus :

http://www.kaskus.co.id/post/000000000000000365009566

Tapi threadnya mati, yang empunya entah kemana.

So, kaskus lair kayaknya yang paling aktif sekarang ini.

http://www.kaskus.co.id/thread/51ebd4926012437a73000000/pua-kaskus-lair/

Sejujurnya, gue inget dulu pas waktu gue masih cupu ada temen gue yang saranin ngebaca satu web punya dating coach company lokal yang awal. Jadi mereka memang cukup lama bermain di bidang ini.

However, lagi-lagi seperti yang gue sebutkan sebelumnya, gue agak ga suka dengan cara mereka menjelek-jelekkan sumbernya. Persepsi PUA itu cuma buat ONS doang atau memuaskan diri sendiri, itu NGACO.

Setelah cukup lama gue melihat perkembangan seduction community di Indonesia, persepsi tersebut mengakar kuat sekali. Entah kenapa.

Ini beberapa kutipan dari blog/web sebelah :

PUA Barat hanya membutuhkan kurang dari 7 jam untuk membuat Wanita menjadi Horny. Ya, jahat banget, karena memang di Luar Negeri sana One Night Stand adalah hal yang biasa terjadi.

NGAWUR. Bikin cewek horny itu bisa kurang dari segitu kalo mau. Dan diskusi fastseduction belakangan justru mendobrak mitos “minimal” 7 jam tersebut. Kurang dari satu jam bisa aja.

Malahan, sekarang beredar ebook dengan judul “membuat wanita jatuh cinta dengan Anda dalam hitungan detik”, dan ini punya lokal. Itungan 7 jam mah… BASI.

Nah terus ini dari si kecap nomer satu :

Namun Orientasi dan Tujuan dari Para Pick-Up Artists (PUA) lebih cenderung mendapatkan dari Wanita – semata-mata Kesenangan Sesaat, Hubungan Singkat, Sex dan One-Night Stand atau lebih kerennya “Cinta Satu Malam” meminjam Judul Lagu Dangdut yang Sangat Populer beberapa waktu lalu dan menaikkan Melinda, Penyanyi Lagu ini, menembus lapisan atas Selebriti Penyanyi Top Dangdut di Negeri ini.

Tapi kalo elo liat google result “Pickup Artist indonesia” :

wm

Namun, banyak Para Alumni dan Simpatisan xxx yang memberikan xxx julukan Pick Up Artist Terbaik No.1 Indonesia.

Dan di artikel punya doi dibahas mengenai opinion opener

Skenario Opini (Opinion Opener) paling tipikal, umum, dan seragam yang digunakan Para Guru dan Master Pick-Up Artists / mPUA dan Murid-Murid yang belajar pada Mereka adalah: Bad Boy / Nice Guy Opinion Opener.

Ketauan kan, sumber yang bersangkutan itu cuma dari The Game doang.

Maaf ya om, seduction community itu punya banyak metode, dan opinion opener/indirect itu cuma salah satunya.

Ga percaya? Buka link di bawah ini :

http://www.bristollair.com/pua-seduction-methods/

Penggalan berikutnya :

Di Indonesia, pada tahun-tahun di antara 2005-2007, tepat pada masa-masa Muncul, Heboh, dan Jaya-Jaya-nya Pick-Up Artists (PUA) itu, ada sekelompok Cowok-Cowok Indonesia yang kebetulan menjadi Orang-Orang Pertama di Indonesia yang membaca Buku The Game ini jauh lebih dahulu dibanding Pria-Pria Indonesia lainnya.

Ga masalah sih lu orang gontok-gontokan, gue liat dari jauh aja deh sambil makan popcorn…

Popcorn-02-Stephen-Colbert

tapi…

Timbul ide Cowok-Cowok ini untuk Mengeruk Laba Sebesar-besarnya dari Sesama Pria yang sudah lama Menderita Sengsara oleh Rasa Sakit akibat Galau, Kesepian, Kesendirian, Kejombloan, Penolakan dan Kegagalan dalam Cinta, Asmara dan Wanita.

Kalo empunya penggalan artikel diatas baca ini, ini pertanyaan gue : situ emangnya engga? 😀

Well, inget ga sama Congruence?

Again, ga masalah, jualan selama ada pasar, dan ga ada konsumen yang dirugikan. Tapi dari sini udah keliatan pengetahuan mereka tentang pickup artist itu DANGKAL sekali. Dalam arti, mereka engga join communitynya dalam jangka waktu yang lama. Mungkin ya sumber satu-satunya mereka cuma The Game dan Mystery Method.

Atau mungkin yang ini :

company xxx tidak melatih Anda menjadi seorang playboy, womanizer, pick-up artist, ataupun bagai sosok Don Juan sang penggoda wanita yang memanipulasi untuk kepuasan pribadi.

So, kesannya Pick-up artist itu konotasinya NEGATIF BANGET.

Sedangkan kalau dilihat dari id.wikipedia.org

http://id.wikipedia.org/wiki/Seduction_community

Kalo liat archive revisinya, si kecap nomer 1 juga berusaha berulang kali memasukkan dirinya ke entri wikipedia tersebut. Termasuk gue juga, gue coba masukin kaskus lair, tapi dibilang vandalisme. Ya udahlah.

Mungkin beberapa dari elo udah ngeliat curhatan dari seorang pionir “motivator cinta” juga, masalah dia diinterview sama Sarah Sechan. Katanya pertanyaan Sarah Sechan itu ga cerdas, ga intelek atau apalah lupa gue.

Lah… itu bukannya biasa di seduction? Itu yang namanya shit test.

Nah di curhatan tersebut terus curhat lagi, katanya setelah membuktikan bahwa dia jomblo itu karena PILIHAN, soalnya cewek yang ngorbitin dia itu bejubel dan pada ngantri dengan ngepost foto-foto dia sama gerombolan cewek cantik… account twitternya diserang habis-habisan. Katanya pamer, sok, dsb. Wkwkwk. Serius gue ngakak baca curhatan doi.

Ini juga sama nih, ngga ngaku pickup artist, karena ngakunya dia mengajarkan para muridnya untuk menyayangi wanita, sedangkan pickup artist itu memperalat, menggunakan wanita dsb.

Okeee. Sah-sah aja. Tapi gue cuma pengen tau. Dia itu masih virgin/perjaka ga? Kalo udah engga, dan nyatanya dia sendiri mengakui masih jomblo… terus hilang perjakanya darimana?

Sejatinya, hubungan antara pria dan wanita ya jelas harus ada  SEXUAL ATTRACTION. Kalo ga ada ya bukan cinta itu namanya.

We’re all driven by lust. Kita ini semua didorong oleh nafsu. Inget lagi, kita ini mamalia. Secara biologis kita itu binatang. Sex itu ada berada paling dasar, menjadi kebutuhan utama kayak bernafas. Bagaimana cara elo memenuhinya, it’s up to you and none of my business. Asal, bukan dengan menyakiti/merugikan orang lain atau memaksa.

Dikelilingin cewek cantik segitu banyak, impressive memang. Dan satu-dua pasti ada yang “minta” kalo memang udah pada tahap itu. Sekali lagi, it’s all about numbers game. Benerankah imannya doi sekuat itu dan manage mempertahankan keperjakaannya sampai detik ini? Kalo emang masih perjaka, okelah. Artikel cukup sampai disini aja.

de2

Anyway ini salah satu penggalan dari ebook gratis yang disebar doi, rangkuman conference internet :

xxx : buku yang jelas ebook gue, soalnya bahasa indonesia dan materinya materi pilihan!
xxx : yang lain lu bisa cari di fastseduction dan thread gue di kaskus
xxx : tapi ingat, fastseduction itu TEKNIK BASED

Hah? “Teknik based”? Are you sureee? 😀

Inget, sebagian besar knowledge yang gue pakai buat ngebangun blog ini berasal dari fastseduction. Teknik based? Maksudnya? Outer game gitu?

NGACO. Yang ada, ini yang gue dapet dari fastseduction : INNER GAME dulu, baru OUTER GAME.

Dan lucunya gue malah sering dituduh copy paste dari dua company tersebut.

Kelakuan… kelakuan. Yang paling lucu perang diantara kedua alumninya. Yang satu bilang yang lain sucks, begitu pula sebaliknya. Fanatisme yang berlebihan.

Bonus… ketemu ini pas waktu research soal artikel ini :

http://twitpic.com/dzx3ql

The Game

Buku The Game menceritakan perjalanan Neil Strauss, dari awal dia seorang yang culun dan kesepian, sampai dia bertemu dengan Mystery, dan berbagai petualangan tentang kehidupan romance/cinta pria dan wanita pun dijalaninya. Sampai akhirnya Neil Strauss sendiri menjadi orang yang independen, dan menjadi pria sejati dan tidak kekurangan wanita yang menginginkannya.

Itu yang menjadi dasar dari buku The Game. Di buku tersebut fokusnya memang lebih kepada indirect method milik Mystery, dengan opinion openernya (yang menjadi bahan dasar artikel asumsi si kecap nomer satu itu). Soal ceweknya diboyong untuk bobok bareng ato engga, ya karena emang budaya barat yang lebih open soal sex, jelas semua itu digambarkan lebih terbuka, dan engga sembunyi-sembunyi.

Buku The Game sendiri gue rasa menjadi dasar bagi beberapa company yang lain juga. Karena, menurut pengakuan salah satu alumni company tersebut, ada satu opener yang diajarkan yaitu “who lies more”.

“Menurut elo, siapa yang lebih sering boong? Cewek atau cowok?”

Opener ini populer banget dari The Game. Dan ternyata sampai detik ini masih diajarkan di company tersebut.

Sekarang, again, ga masalah. Selama ada demand, sah-sah aja berjualan.

However, gue melihat betapa paranoidnya para founder company-company tersebut, seperti contohnya ancaman dari pembuka sebuah produk ebook.

Temen ane banyak yang pengacara, ane ga bakalan segan-segan memproses ente. Ane engga main-main kalo soal legalisasi dan statusisasi produk ane.

Ya seperti itulah kira-kira.

Pembajakan memang sulit dikontrol di Indonesia, dan masyarakat Indonesia cenderung tidak aware dengan masalah copyright serta hak cipta. Apalagi masalah SOFTWARE. Contoh pertanyaan seperti ini muncul di satu forum :

gan nanya dong ane kn instal win 7 ultimate di laptop trus masa trialnya habis kan. Tapi kalau win 7 habis masa trialnya cuma walpaper hitam sma ada pemberitahuan aja bahwa masa trial ane habis, tapi masih bisa di pakai. Secara hukum apakah ane melanggar hukum klau masih memakai win 7 yang habis masa trialnya?
makasih

Gue ga mau muna, tapi walopun dikit-dikit gue berusaha menghargai karya orang lain. Sure, ebook juga masih koleksi, tapi kalo contentnya bagus, gue beli originalnya langsung dari http://www.amazon.com atau http://www.bookdepository.com

Untuk software sendiri, semua software yang gue pakai resmi dari appstore baik iphone maupun android. Untuk PC sendiri, beberapa software gue memang beli license aslinya. Beberapa belum. Karena harganya ribuan dolar dan gue belon mampu ngebelinya.

Why? Kenapa, kalo lu tanya?

Pertama, gue besar karena komputer. Industry software di Indonesia ancur berantakan karena bajakan.

Contoh paling miris :

http://zahiraccounting.com/

http://www.aspirasisoft.us/2013/02/zahir-enterprise-51-full-crack.html

Dua-duanya situs Indonesia. Gimana industri software mau berkembang di Indonesia kalo gitu caranya?

Di singapore udah banyak perusahaan game asing yang buka studio disana. Di Indonesia, setau gue baru Gameloft dan Square Enix.

Beberapa studio lokal ada, tapi mereka masih tergolong dalam itungan INDIE kalo dicompare sama AAA industry di barat.

Daaan… mumpung ngebahas soal industri hiburan, yang baru-baru ini rame di kalangan k-dorama :

Näyttökuva-2014-4-30-kello-18.49.52

http://www.soompi.com/2014/04/30/indonesian-drama-accused-of-plagiarizing-man-from-the-stars-sbs-to-take-action

Padahal kabarnya, yang buat copy di Indonesia ngakunya udah dapat ijin dari SBS.

Masih inget kasus Meteor Ganjen… eh Meteor Garden?

r

mete2

Yeap, plagiarism itu dianggap sepele sama masyarakat indonesia.

Soal piracy, imbasnya itu ke yang punya ebook berisi kutipan diatas. Doi jadi superparno, dan pembuka ebook yang bersangkutan terkesan ENGGA FRIENDLY. However, gue paham bener posisi yang bersangkutan. Dan itu sah-sah aja. But… itu yang namanya karma gue rasa.

Ilmu/sumber yang dipelajarinya ga diberikan penghargaan seutuhnya, melainkan malah dijelek-jelekkan.

Coba kita liat attitude yang bener gimana… George RR Martin sendiri ngakuin kalo karya dia (Game of Thrones) engga orisinal

Top 10 Fantasy Writing Tips From ‘Game Of Thrones’ Author George R.R. Martin

Ini kutipan interview dia :

As the famous saying goes; stealing from one source is plagiarism but stealing from lots of sources is research!

Tapi dia juga bilang :

The War of the Roses was one of the major influences, which had the Yorks and the Lancasters instead of the Starks and the Lannisters.

Gue yakin, sebagian besar yang gue singgung disini mendapat pengetahuannya dari The Game, ga lebih dan ga kurang. Mungkin baca-baca metode lain sedikit, terus kemudian mencoba menjalankannya di Indonesia.

Seperti yang gue bilang, selama ada demand, ga masalah berjualan. Dan selama para customer mereka ga dirugikan gue rasa halal aja sih. Nyatanya memang mereka punya fanbase yang cukup besar di Indonesia. Dengan bukti bahwa pas gue nyoba ngepost pemahaman-pemahaman yang gue miliki tentang pickup artist di forum lokal gue malah dituduh plagiat dari mereka.

44626

Again, selama yang belajar sama mereka ga keberatan, atau malah terbantu, why not.

Kalo ngomongin masalah orisinalitas itu memang sulit. Disney dengan film-film mahakaryanya ga ada yang orisinal. Cinderella? Snow White? Lion King? The Little Mermaid? Semuanya diangkat dari kisah yang udah ada, hanya dimodifikasi menjadi Disney style. Tapi gue rasa Disney engga menutupi sumber cerita atau bahkan menjelek-jelekkan sumbernya. Inilah artist yang punya harga diri.

Misalnya The Little Mermaid itu berdasarkan dongeng ciptaan Hans Christian Andersen. However, cerita aslinya itu lebih sadis, lebih gelap dibandingkan dengan penyampaian a’la Disney.

So… masalah kah? Gue rasa engga. Dan memang ga perlu dimasalahkan. TAPI gue rasa Disney engga menjelek-jelekkan Hans Christian Andersen. Disney MENYEMPURNAKANNYA, makanya Disney engga menutup-nutupi sumbernya.

Para pickup artist sendiri engga orisinal. Tapi yang jelas mereka ngebreakdown apa yang dilakukan para “natural”, dan mencoba menjelaskannya secara sistematis dan logis. Mystery Method salah satu contoh tenarnya.

Nah, yang gue tanyakan sekarang adalah, kalo memang yang diatas itu bukan pickup artist, lalu kenapa materi pelajarannya SAMA persis dari apa yang gue dapatkan di komunitas (yang menyebabkan gue mendapat tuduhan plagiat, nyontek company-company tersebut)? Oke, materi sih ga masalah, memang beberapa term, dan topik yang diangkat di seduction adalah gabungan dari berbagai subjek pengembangan diri. Nah tapi, pelatihan lapangan juga biasa berputar disekitar melakukan cold approach (kalo istilah aslinya : BOOT CAMP). LOL. Sama kayak dating coach company di tempat asalnya, yang biasanya dibangun sama Pickup Artist/PUA atau orang yang datang dari seduction community.

Good artist create, great artist steal.

Satu contoh kasus yang menurut gue pas banget buat analoginya, Apple VS Android. Apple dengan produk iPhonenya. Orisinil? Engga lah… touchscreen itu teknologi lama. Tapi dulu teknologi touchscreen yang populer adalah “resistive touch“, dalam arti lebih mengenali tekanan dibandingkan sentuhan. Makanya kalo PDA jaman dulu perlu stylus, atau harus pake kuku biar bisa bekerja.

Apple mempopulerkan “capacitive sensing” yang dalam arti menggunakan konduktivitas tubuh manusia buat mengenali sentuhan. Jadi ga perlu pake kuku, atau stylus buat navigasinya. Ini pun gue rasa bukan teknologi baru… touchpad yang ada di laptop-laptop gue rasa udah pake teknologi ini.

Setelah iPhone booming di pasaran, Google ngeluarin yang namanya Android. Dan sekarang rival terberat Apple adalah Samsung dengan produk flagship Galaxy smartphone dan tabletnya. Konsep tablet sendiri sebenernya udah cukup lama, terutama setelah Windows 7 keluar di pasaran.

tabletpc

Tapi jelas, yang MENGAMBIL semua teknologi tersebut dan MENYEMPURNAKANNYA adalah Apple. iPhone 5s apalagi. Feature yang paling dibanggakan itu teknologi pengenalan sidik jari untuk menggantikan password. Teknologi ini juga udah cukup lama, laptop gue beberapa tahun lalu udah punya teknologi yang mirip.

Apa yang membuat Apple menjadi besar? Kenyamanan penggunanya. Dan jelas, gue suka banget sama iPhone. Karena untuk mobile phone, gue perlu device yang just works. Ga ribet ini itu atau terlalu flexible nanti keasikan dioprek malah ngehang melulu.

Tapi untuk flexibilitas, gue milih Android, karena android itu sifatnya mirip sama PC Windows, kurang lebih. Untuk tablet gue ogah make iPad.

Yang terjadi sama seduction community di Indonesia belakangan gue rasa justru kebalikannya. Bukannya disempurnakan, tapi malah dirusak dan dijelek-jelekan seenak udel. Terutama yang paling gue ga suka itu menjelek-jelekkan sumbernya… attitude yang ga elegan dan ga berkelas kalo menurut gue.

Cuma salah satu perbandingan yang bisa dipakai itu masalah pengikut fanatiknya.

Yang fanatik Apple bilang Android sucks, yang fanatik Samsung bilang Apple itu sucks. Penting ya? Selama elo pake device/gadget yang elo punya elo puas makenya, gue rasa itu aja yang PENTING. Makanya gue bilang lagi, sah-sah aja, kalo lu ngambil pelatihan dari company tersebut. Silakan banget. Kalo it works for you, why not.

Testimonial positif buat mereka ga kurangan, dan yang terbantu juga ga sedikit.

Perbandingan lainnya, imitasi produk cina :

goophone-i5

Persis 90% kayak iPhone, secara hardware mirip, dari OS juga mirip, bahkan ditambahin feature dual sim. Ya… kayak yang gue sebutkan diatas itu, ditambahkan feature baru, “membuat wanita jatuh cinta dengan Anda dalam hitungan detik”. Syarat dan ketentuan berlaku tentunya.

Pickup Art yang Sebenarnya

At least ini menurut gue. Kalo lu lihat di dunia barat yang SANGAT terbuka apalagi untuk masalah sex, dunia romance mereka berlangsung sangat cepat, dan sangat KEJAM. Ya gue memang ga pernah hidup dalam budaya barat dalam waktu yang cukup lama, so take this with a grain of salt.

Sex itu udah biasa dalam kehidupan relationship mereka. Kumpul kebo dan semacamnya. Jadi semasa pacaran kalo ga having sex itu justru terkesan aneh. Apalagi kalo udah tahunan menjalin relationship. Ya contoh paling dekat, film-film hollywood, film barat pada umumnya, terutama film yang mengangkat topik masalah romance.

Mengenai Pickup Art digunakan untuk ONS doang, itu tergantung PILIHAN, dan salah satu bentuk relationship, yang memang terjadi. Kalo yang ngaku jomblo diatas, atau para motivator cinta yang lain masih virgin/perjaka, case closed, ga usah dibahas lebih lanjut. Kalo engga, ya lagi-lagi itu yang namanya munafik gue rasa.

Keikutsertaan gue di mASF cukup lama, sehingga gue melihat bahwa One Night Stand itu hal yang cukup sulit juga buat mereka. Sehingga ada istilah SNL (Same Night Lay); istilah One Night Stand di seduction community dan biasanya kalo ada yang ngasih FR SNL, itu kesannya luar biasa banget, dan biasanya dapet applaud/rate tinggi untuk tiap post seperti itu. Ada juga istilah SDL (Same Day Lay), dan lagi-lagi, itu sangat jarang banget.

Perlu lu inget, The Game memang berdasarkan kisah nyata. However, buku-buku semacam ini biasanya MENAMBAHKAN “bumbu-bumbu penyedap” supaya tetap seru dibaca. Mungkin ada beberapa bagian yang fiksi, dan ada beberapa bagian yang dibesar-besarkan.

However, kalo lu baca The Game dari awal, buku ini mengkisahkan evolusi seorang nerd/kutu buku yang kesepian dan rindu sentuhan wanita, menjadi sosok yang dipuja wanita. Coba baca kutipan dibawah ini, dari salah seorang senior mASF :

I can attest to that exorio’s stuff is solid, because it’s similar to the stuff I’ve been having success with. The hard part is finding a girl that is susceptible. I can also attest to that Sleazy’s stuff helps in finding more women that are “ready” for you, even though some of his stuff can be a bit over-analytic for my taste.

Well, yang diatas ini cuma shameless plug, narsis dikit ceritanya :P. Keep in mind bahwa gue membasiskan game gue utamanya berdasarkan Aaron Sleazy. However, ini lanjutan postnya doi :

For most people this isn’t rocket science since our body is hard-wired to notice things like these from nature. Over-thinking may thus in fact be a real problem, impeding you from success. You can in fact take a great deal of confidence in that, and just let things unfold naturally, as long as you take action and dare to be physical.

But of course, if you suffer from stuff like mild Aspergers or the like, a more structured approach is probably a much better idea. I’m not trying to make anybody look bad, and it shouldn’t be a source for condescension, but it could be a reason why some people have very different views upon this topic.

In fact it is my theory that PU boards are a haven for people with a diverse set of social problems (I mean, why else would we seek answers on the Internet?), and for that very reason we should be open to different ways to overcome social impediments – even within dancefloor game. But at the same time, that also means that there may in fact be more than one correct answer. Thus no need to get personal about it. The question is, what answer is correct for YOU?

In other words, yes, dia sendiri mengakui bahwa kita ini emang para freak, nerd, geek, cupuers,  Dan kita PENGEN BERUBAH.

Ini link ke post tersebut :

http://www.pua-zone.com/showthread.php?3264-QT-Dancefloor-Game&p=80356&viewfull=1#post80356

Kita ini sekumpulan orang-orang yang payah, gagal terus dengan wanita dan kepengen membuang rasa frustrasi tersebut. Kalo minjem dari sebelah ini kategori PUA secara garis besar :

Pria yang sudah lama Menderita Sengsara oleh Rasa Sakit akibat Galau, Kesepian, Kesendirian, Kejombloan, Penolakan dan Kegagalan dalam Cinta, Asmara dan Wanita.

Dan kita ingin MEMPERBAIKI DIRI. Salahkah itu?

Sooo… pickup artist itu cuma cari ONS doang? Dapet kesimpulan DARIMANA?

Soal terbuka engganya mereka untuk masalah SEX, ini masalah kebudayaan aja. Seperti yang udah gue bilang diatas, budaya barat itu lebih terbuka tentang sex. Walaupun bukan berarti materi bokep/porno itu bebas-sebebasnya, mereka juga punya rating system (misalnya Rated M for Mature, yaitu untuk usia 17 tahun keatas)

Perbedaan culture ini bukan mengenai mana yang bagus dan mana yang jelek. Budaya barat itu ada bagusnya, contohnya, secara general mereka itu lebih expresif dan lebih menghargai karya orang lain.

Kalau budaya timur?

Budaya timur juga ada jeleknya kok kalo menurut gue. Misalnya yang baru gue bahas : kebiasaan basa-basi. Dan well, ya yang jelas, masalah penghargaan terhadap karya orang lain itu masih sangat kurang. Buktinya? Ya software bajakan, ya produk KW, ya contoh-contoh diatas yang udah gue sebutkan sebelumnya.

Permasalahan Utama dari Komunitas Pickup Artist

Yang jelas bukan ONS. Dipakai untuk ONS atau engga, itu tergantung penggunanya. Sama kayak pisau dapur, elo pake buat ngebunuh orang ya bisa. Tapi fungsi aslinya kan ya buat masak.

Tapi kalo nongkrong lumayan lama di komunitas tersebut, ada satu dua gem yang bener-bener keren. Misalnya Flake Dichotomyyang mana kalo lu cuma ngejer dapetin nomer telpon doang, semakin useless lah nomer telpon yang elo dapet. Atau soal “intention” atau NIAT di belakang elo melakukan pendekatan. Kalo niatlo egois, ya silakan kumpulin nomer sebanyak-banyaknya. Pengen tau gue berapa banyak yang bakal ngereply elo balik. Percaya atau engga, itu gue dapet dari mASF/fastseduction juga kok. 

Masalah memuaskan diri sendiri… “leave them better than when you found them”… atau “tinggalkan mereka dalam keadaan yang LEBIH BAIK”  ini kata-kata yang terus nancep di otak gue. Dan gue dapet itu juga dari seduction community/mASF/Fastseduction.

Pickup artist itu tujuannya “memuaskan diri sendiri”… dapet kesimpulan darimana? Kelakuan… kelakuan.

Dari seduction community gue juga dapat satu hal : the more you give, the more you get. Bukan dalam arti royal, PBSI, atau sejenisnya. Tapi kalo elo iklas, dan tulus, semua itu bakal berbalik kepada dirilu juga. Dan percaya atau engga, ini juga gue pelajarin dari temen temen gue yang PLAYER. Mereka ga keberatan bantu, mereka ga keberatan dengerin curhatan banyak orang dsb. Kadang memang terkesan boros dan royal, tapi salah satu temen gue waktu gue kerja di daerah housingnya dia selalu rame dikunjungi banyak orang. SETIAP HARI. So… apakah player itu jelek? Entahlah. Tapi kalo mau tau pendapat pribadi gue, bisa elo baca disini.

Ada problem yang LEBIH BESAR dari ONS, yang gue rasa bikin kualitas seduction community itu semakin berkurang. Seduction community (baik dulu dan sekarang) mendorong sikap OVERTHINKING dan ANALYTIC yang berlebihan. Dan ini seringkali menyebabkan para pendatang baru berusaha mengadaptasi sikap tersebut, dengan memberikan analisa atau micro-management. At least itu yang gue lihat dari kecenderungan diskusi pendatang baru kaskus lair.

Seumur hidup kita diajari untuk memuja status dan gelar akademik, serta menjadi pemuja otak. Misalnya sumpahan “otaklo kemana” atau “dasar ga pake otak”. Dan bangku sekolah juga menanamkan attitude analitik serta lingkungan experimen yang cenderung lebih terisolasi. Maka wajar, ketika ingin melakukan suatu tindakan sikap overthinking ini pun muncul di kalangan awam. Hal ini udah gue angkat di We’re Here, the rest is bullshit.

Mispersepsi istilah “Pickup Artist”

Pertama-tama, mispersepsi ini gue rasa datang dari term “pickup artist” yang dalam arti harafiahnya artis ngegondol cewek. Gue rasa ini sumber kesalahpahaman yang utama, selain para “motivator cinta” diatas itu.

Kenapa “artist”, karena kalo berhadapan dengan manusia lain, itu ga ada yang namanya ilmu exact (Baca lagi Seduction in a Nutshell)

Gue kasih gambaran, soal “disorder” atau kelainan mental.

Baru-baru ini dikenalkan yang namanya “Defiant Disorder”, lengkapnya Oppositional Defiant Disorder atau disingkat ODD.

Beberapa artikelnya bisa elu baca disini :

http://www.naturalnews.com/044862_psychiatrists_mental_illness_oppositional_defiant_disorder.html

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/oppositional-defiant-disorder/basics/definition/con-20024559

http://en.wikipedia.org/wiki/Oppositional_defiant_disorder

Kalo mau bahasa indonesianya bisa lu baca disini :

http://growupclinic.com/2012/04/28/oppositional-defiant-disorder-odd-sosok-anak-pemarah-dan-pemberontak/

Bagi gue cukup lucu. Sebelumnya ada ADD/ADHD atau Attention Deficit Disorder/Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Yang mana, bagi gue kalo anak aktif, bukannya justru bagus? Atau mungkin dia menggunakan otaknya secara maksimal dengan melakukan imajinasi/daydreaming?

Inilah society : segala pemikiran dan hal yang berbeda dengannya dianggap kelainan, dan “Pickup Artist” juga kena imbasnya, termasuk para natural atau “player”. Dan society akan berusaha mati-matian menarik elo kembali supaya elo tetap sama dengan mereka. Pressure yang elo hadapi bakal lebih BESAR. Ini juga gue rasa kenapa yang komersil itu emoh ngakuin kalo mereka based on Pickup Art atau seduction community.

Apalagi memang istilah “pickup” itu memiliki konotasi negatif :

SWHP0155(1) SWHP0219(1)

Sumber

Tapi seiring berkembangnya jaman, apalagi setelah gerakan feminisme mulai merambah ke dunia, nilai-nilai maskulinitas mulai dianggap tabu oleh masyarakat. Dan dari situ muncullah persepsi penempatan wanita diatas pria, seperti “ladies first” dan seterusnya.

Dengan dorongan seperti itu, pemikiran pria modern pun bergeser mengenai dunia romance, yang berakibat munculnya para pria yang dikategorikan oleh seduction community sebagai AFC (Average Frustrated Chump).

Itulah mengapa gue rasa, seduction industry sukses besar di dunia barat. Terlebih lagi mereka sangat terbuka dengan masalah sex. However, para AFC tertinggal jauh di belakang dengan pemikiran mereka yang sangat terdistorsi mengenai hubungan antara pria-dan-wanita. Salah satu contohnya adalah anggapan bahwa SEX itu JAHAT. Sexnya sendiri itu tidak jahat, karena itu merupakan kebutuhan primer kita sebagai mahluk hidup. Tapi cara memenuhi kebutuhan tersebut yang salah.

Analogi yang tepat, apabila manusia lapar, jahat kah? Tapi karena dia lapar, dia membunuh dan merampok. Itu yang jahat. Get the idea? Dan belakangan gue geleng-geleng kepala melihat perilaku televisi dan media, yang mana sekarang bahkan cleavage (belahan dada wanita) sekarang disensor.

Seduction community sendiri dipenuhi oleh para pria yang kesulitan dengan wanita, saling membantu, saling mengarahkan, saling memberi nasihat dan ultimately, dari situ berkembang berbagai metode yang menjelaskan dunia romance secara logis dan dapat dimengerti oleh para pria. Term “pickup artist” melekat dengan seduction community, kemungkinan besar memang berasal dari cold-approach.

Apakah Erik Von Markovik/Neil Strauss sendiri orang yang jahat? Justru sebaliknya, mereka adalah NERD/kutu buku, yang memperbaiki, memoles dan melatih diri mereka agar mereka dapat menjadi pria yang disukai wanita. Otherwise, mungkin mereka seumur hidup ditemani dengan rasa kesepiannya. Pertanyaannya kembali lagi, apakah itu jahat?

Dunia ini abu-abu, ga ada yang hitam pekat atau murni putih polos. Kalo masih seperti itu anggapan elo tentang dunia, good luck with your life. Baik atau buruk, itu tergantung eksekusinya juga. Baik atau buruk, itu tergantung juga elo berada diposisi yang mana. Nah, sekarang kalo emang menurut elo ONS itu jelek, ya udah jangan ngeset goal elo untuk ngedapetin SNL. Gampang kan?

Kalo emang elo cari pacar doang, ya udah, silakan petik pelajaran yang baik dari PUA, buang yang jelek dan begitu dapet pacar, gue doakan langgeng sampe kakek-nenek.

Nah sekarang, kesalahpahaman terbesar soal “Pickup Artist” dan masalah ONSnya itu, bisa elo baca disini, bagian mitos dan mispersepsi tentang Pickup Artist.

Dalam arti, kesalahpahaman bahwa setiap kali pickup artist beraksi, wanita langsung jatuh cinta padanya. Itu gue berani jamin NGACO. Sebagian besar produk end-user itu memberikan janji-janji instan.

Gue kasih contoh misalnya beberapa judul produk baik produk lokal maupun commercial coaching barat sana :

  1. How to effortlessly attract the woman you want
  2. How to make someone fall in love with you in 90 minutes or less
  3. How to make anyone fall in love with you

Atau yang lokal :

  1. “membuat awewe jatuh cinta kepada Anda dalam hitungan detik
  2. “cara ngegebet cewek impian Anda

Mentalitas kepengen instan dan engga mau bersusah payah inilah yang diexploitasi secara besar-besaran tanpa ampun oleh seduction industry. Walaupun gue akuin, beberapa author diatas itu contentnya memang bagus. Yang mana, cari tau sendiri deh.

Ini realita pahitnya : dunia engga bekerja seperti itu. Pada awal ketika gue dapat buku The Game, satu kesalahpahaman yang gue dapat adalah : dengan teknik, semuanya bakal gampang.

Semakin lama gue nongkrong di forum mASF/Fastseduction, jawaban-jawaban yang gue dapat itu ENGGA sesuai dengan harapan. Beberapa yang gue inget :

  1. “Just go out”
  2. “Write some FRs then we’ll help”
  3. “Forget her, go find ten other women, when you have gain confidence, go back to her. But probably now you’ll think she’s not THAT special anymore”

Kalopun gue nulis FR disitu, response yang gue harapkan adalah response teknikal seperti yang disampaikan Mystery dalam Mystery Method. Tapi, ternyata jawabannya mengecewakan :

  1. “you lacked calibration”
  2. “why did you neg her?”
  3. “you’re dealing with human beings, not computers”

However, setelah beberapa lama, gue sadar, jawaban-jawaban itu lebih MENGENA dibandingkan instruksi step-by-step yang gue baca dari buku seperti Mystery Method.

Mystery Method bagus, untuk GUIDELINE. Di lapangan elo bakal seringkali mendapatkan kejadian di luar dugaan. Karena itulah cara kerja dunia. Kalopun elo berhasil menjalankan Mystery Method secara sempurna, setiap langkah elo jalankan 100% sama, si cewek mungkin punya alasan logis di luar dugaan elo, untuk menolak elo. Mungkin beda agama, mungkin beda pandangan hidup, mungkin dia emang lagi ga nyari pasangan, dst. Kemungkinannya GA TERBATAS.

Lagi-lagi gue ingatkan… it’s all about NUMBERS GAME. Main kuantitas. Company-company tersebut juga menggunakan kuantitas. Mungkin dari ribuan lulusannya (entah sampai ribuan atau engga), cuma puluhan yang sukses. Ini juga gue pelajarin pas waktu gue jadi sales manager kemarin. Company bikin kampanye gede-gedean, seminggu mungkin cuma dapet 3 conversion, dengan 10 kru sales secara total.

Sekali lagi, coba tanyain temen elo yang udah merried, mereka udah pacaran BERAPA KALI, udah pedekate sama cewek itu BERAPA KALI. Apakah istri yang mereka pilih sekarang ini adalah PILIHAN MEREKA YANG PERTAMA?

What’s the point then?

Again, Pickup Artist itu kebanyakan berasal dari kalangan nerd, geek, dan sejenisnya. Ada satu chapter yang menceritakan Mystery lagi sibuk main game The Elder Scrolls : Morrowind. Yang mana gue juga mainin, dan dari situ gue bisa relate sama posisi dia.

Satu kekurangan kalangan ini adalah kita ENGGA PERNAH MENCOBA sebelumnya. Tapi terutama karena ego kita yang tinggi, kita ga bisa ngakuin bahwa kita takut kalo kita melakukan cold approach. Serius deh. Dari  65000 SR yang ngeview thread Kaskus Lair, berapa banyak yang beneran keluar? Masih bisa diitung dengan jari.

3 pilar utama yang gue rasa menjadi base untuk seduction adalah PEDE, KALIBRASI dan KONGRUEN.

Kalo elo ga pede waktu melakukan cold approach, ya jelas lo bakal ditolak.

Kalo elo ga melakukan kalibrasi sewaktu di lapangan, ya gue rasa elo bakal disitu-situ aja perkembangannya. Dalam arti elo engga memetik pelajaran dari kegagalan-kegagalan elo.

Kongruen, dalam arti apa yang terjadi di dalam diri elo berjalan selaras dengan apa yang elo pancarkan. Lo ngomong A, ya lo lakuin A.

Ini contohnya :

http://m.liputan6.com/health/read/2032761/ben-james-tiduri-200-wanita-yang-jadi-follower-twitternya

Dia mengatakan, kunci sukses untuk dapat mengajak followersnya berkencan hanya dengan bermuka tebal mengatakan apa yang ada di kepala, yang orang lain tidak berani melakukannya.

Nanti gue bahas soal Ben James ini.

Metode-metode yang ada cuma membantu elo memberikan petunjuk, tingkah laku yang seperti apa yang harus elo lakukan. Dalam arti metode-metode tersebut termasuk dalam cara belajar menggunakan metode FAKE IT TILL YOU MAKE IT.

Kalo elo ga pede, ya pura-pura pede dulu, nanti setelah elo mendapatkan feedback positif, pede elo perlahan berubah menjadi pede yang murni.

Again, baca-baca silakan, tapi kayak yang gue bilang berkali-kali : FIELD IS KING.

Nahhh, kalo lo perhatiin, keseluruhan blog isi blog ini adalah pemahaman yang gue dapatkan dari seduction community dan pengembangan diri secara general. Tapi mayoritasnya berasal dari seduction community. Dan elo bisa liat sendiri, it’s not just about ONS/SNL atau SDL. Malah artikel tentang cewek frekuensinya makin berkurang.

Belakangan gue emang cukup jarang sarging lagi, karena banyak yang harus gue pikirkan dan kerjakan dibandingkan dengan mikirin soal cewek doang.

Taco-Bell-tacos-no-beef-meat  Bug_Crawling

Buat penutup. Kalo lo dari background nerd/geek dan sejenisnya (yang mana gue juga termasuk) dan mimpi sehari-dua hari langsung jadi MPUA/player/don juan/magnetawewe/penyayang wanita/cowok kinclong atau apapun istilahnya : GOOD LUCK for you.

Lebih masuk akal kalo elo ngimpi kaya mendadak besok.

Cheers!

8 comments on “Pick Up Artist Indonesia

  1. Pingback: Bocoran “deitylike method”? | cotulen.com

  2. Pingback: Logo Baru | cotulen.com

  3. Pingback: Review Buku : Johnny’s Journey dan refleksi komunitas | cotulen.com

  4. Pingback: PUA VS Company sebelah | cotulen.com

  5. gnwnmhmmd
    June 17, 2015

    Asli gue tercerahkan baca blog lo bro.
    gue dulu pernah ikutan seminar salah satu dari kompani yg lo maksud tapi ternyata ga sesimpel teorinya. Terus di setiap sell juga gitu, gue kira mereka bakalan open dan ngebimbing kita yg baru2 ini ternyata ga juga. Bahkan gue aja belum pernah ngobrol secara personal sama founder2 nya.

  6. gnwnmhmmd
    June 17, 2015

    Belom lagi kalo ada konsultasi apa2 duit. Ya memang si sah2 aja, tapi ujung-ujung cuma jadi mesin uang mereka. Btw lo ada kontak atau apa yg bisa dihubungi bro? Gue mau sharing2 aja dan mau tau lebih dalem lagi tentang pua dll. Soalnya gue ga ada temen yg bisa diajak share begituan jadi bingung sendiri dan kalo stuck, udah deh mentok dan buntu.

  7. cakcak
    February 18, 2016

    malah buku direct approach ada bagian yang copy paste kata perkata dari buku luar tanpa menuliskan sumbernya hehe

  8. Anonymous
    July 23, 2017

    Tulisan yang bagus bro..

Leave a comment